Jumat, 25 Maret 2011

Transpormasi Sastra Novel Saman Ayu Utami

"aku ini ternyata hanya sebuah proselin cina. patung, piring, cangkir porselin boleh berwarna biru, hijau muda, maupun cokelat. tapi mereka tak boleh retak, sebab orang-orang akan membuangnya ketempat sampah, atau merekatkannya sebagai penghias kuburan. ibuku berkata, aku tak akan retak selama aku memelihara keperawannanku. aku terheran, bagaimana kurawat sesuatu yang belum aku punya? ia memberitahu bahwa diantara kaki ku ada tiga lubang. jangan pernah kau sentuh yang tengah, sebab disitulah ia tersimpan. kemudian kutahu, dan aku agak istimewa. semua anak perempuan sama saja. mereka mungkin teko, cawan, piring, atau sendok sup, tetapi semuanya porselin. sedangkan anak laki-laki? mereka adalah gading:tak ada yang tak retak....."(Ayu Utami, Saman)

begitulah sepenggal kutipan novel yang kubaca hari ini..ibarat porselin perempuan tidak boleh terjatuh sampai retak...karena perempuan dapat merugi dan mempermalukan kedua tangan orang tuanya...

dari sini juga aku tahu bahwa begitu adanya  kaum laki-laki di dunia ini..mereka semua tidak sempurna mereka retak tetapi tak terlihat...sebab mereka ibarat gading: tak ada yang tak retak...

bagaimana hidup dapat membimbing kami..jika keadaannya membahayakan kami...
bagaimana iman dapat menuntun kami..jika kedaannya sempit bagi kami
hanya ada satu firman Allah azza wa Jalla yang dapat kita ingat..

"sungguh beruntung orang-orang yang beriman. yaitu orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna. dan orang-orang yang menunaikan zakat. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. kecuali atas istri-istri mereka  dan hamba sahaya yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka tidak tercela. tetapi barang siapa mencari dibalik itu (zina dan sebagainya) maka mereka itu adalah orang-orang yang melampaui batas. dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya. serta orang yang memelihara sholatnya. mereka itulah orang yang mewarisi surga."(QS. Al-Mukminun 1-10)

Hiduplah apa adanya, dengan cara yang telah tertulis dalam firmannya,
maafkan hamba yang telah masuk dalam kerugian-kerugian itu, sesungguhnya hamba risau akan hal ini...

0 komentar:

Posting Komentar